OJK: "Cloud Computing" bakal menghemat biaya industri perbankan

Jakarta (ANTARA) – Deputi Komisioner Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Teguh Supangkat, menyatakan bahwa pemanfaatan cloud computing atau komputasi awan dapat meningkatkan efektivitas serta efisiensi dalam industri perbankan.
"Komputasi awan memungkinkan penghematan biaya operasional di sektor perbankan melalui pengurangan investasi awal pada infrastruktur Teknologi Informasi (TI) serta biaya overhead TI," ujar Teguh dalam webinar yang diadakan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jakarta bertajuk "Digitalisasi Perbankan Indonesia", Kamis.
Dengan menggunakan komputasi awan, perbankan dapat beroperasi lebih fleksibel melalui akses komputasi bersama, menciptakan inovasi baru dengan nilai investasi rendah, dan menekan biaya arsitektur data internal. Selain itu, teknologi ini juga mendukung skalabilitas, standarisasi, serta ketahanan dalam proses transformasi digital sektor perbankan.
Teguh menekankan bahwa meskipun memiliki banyak manfaat, penerapan komputasi awan juga membawa sejumlah risiko, termasuk risiko operasional, kepatuhan, dan hukum.
"Contoh risiko operasional adalah ketergantungan pada satu penyedia layanan cloud computing yang bisa saja berhenti secara mendadak. Selain itu, ada kemungkinan terjadi kesalahan dalam konfigurasi sistem komputasi awan," jelasnya.
Risiko kepatuhan terkait dengan keterbatasan akses regulator untuk melakukan pengawasan, sedangkan risiko hukum muncul akibat ketidakpastian kewajiban hukum di lokasi operasional penyedia layanan cloud.
Selain risiko tersebut, Teguh mengungkapkan bahwa transformasi digital di perbankan menghadapi tantangan signifikan, seperti perlindungan data pribadi nasabah yang regulasinya masih dalam tahap penyelesaian, investasi TI yang kurang sesuai dengan strategi bisnis, serta keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten.
"Perbankan juga dihadapkan pada ancaman serangan siber, infrastruktur jaringan komunikasi yang belum merata, risiko penyalahgunaan teknologi kecerdasan buatan, serta peningkatan ancaman fraud," tambah Teguh.
Dengan manfaat dan tantangan yang ada, Teguh menekankan pentingnya strategi yang matang dalam mengadopsi cloud computing untuk memastikan transformasi digital perbankan berjalan dengan optimal dan aman.